Sunday, 11 October 2015

Legalitas IUP Non-CnC Masih Abu-abu
--Pencabutannya Masih Menunggu Keputusan Pemerintah Pusat


Kendari, UB
    Hasil investigasi tim terpadu bersama Komisi Pemberantas Korupsi (KPK) dan Kementerian ESDM mengidentivikasi adanya Izin Usaha Pertambang (IUP) yang belum mengantongi setifikasi Clear and Clean (CnC). Ironisnya, IUP non-CnC tetap beroperasi layaknya perusahaan yang telah mendapat lecensi. Padahal CnC merupakan syarat mutlak bagi perusahaan melakukan eksplorasi. Atas temuan itu, Pemprov diminta untuk memverifikasi dan memvalidasi sebanyak 498 IUP di Sultra. Hasilnya, sebanyak 50-an izin yang tidak memenuhi syarat. Selanjutnya, IUP yang tidak memenuhi syarat CnC tersebut akan direkomendasikan ke pemerintah pusat untuk dicabut.

    Hanya saja, proses pencabutan IUP non CnC belum disikapi pemerintah pusat. Hingga kini, kemenESDM bersama komisi anti rasuah belum menerbitkan surat resmi pencabutan izinnya. Akibatnya, pemerintah daerah tidak memiliki kewenangan menghentikan kegiatan perusahaan. Kendati demikian, segala aktivitas perusahaan yang tidak mengantongi CnC tetap dibatasi. Apalagi sebagian besar aktivitas IUP non-CnC sudah lama vakum.
    "Saat ini, provinsi masih menunggu surat resmi dari pemerintah pusat. Bila sudah ada, maka segala aktivitas dilahan tersebut akan dihentikan. Sebab status kepemilikan lahan tersebut telah dicabut. Makanya, karena temuan ini menjadi rekomendasi korsup, maka keputusan finalnya dari KemenESDM dan KPK," jelas Ir Burhanuddin Kepala Dinas ESDM Sultra kemarin.
    Meskipun belum diterbitkan kata Pj Bupati Konawe Kepulauan (Konkep) ini, namun bukan berarti perusahaan bebas melakukan aktivitas. Sebab izin yang bermasalah ini masuk dalam pengawasan pemerintah. Yang mana, setiap saat pemerintah intens melakukan kontrol baik provinsi namun juga kabupaten/kota. Bila ada investor yang coba-coba melakukan peanggaran, maka ada konsekuensi yang harus diterima. Pasalnya, perusahaan yang terbukti melanggar batasan langsung akan ditindak. Bukan hanya dari tim pengawas pemerintah daerah, namun juga KemenESDM dan KPK.
    "Saya kira, korsup masih memberi kesempatan bagi perusahaan untuk melakukan pembenahan dan perbaikan atas segala temuan tim terpadu. Mulai syarat yang bersifat administrasi maupun hal yang menjadi kewajiban perusahaan. Bila diabaikan, maka perkaranya akan dilimpahkan ke aparat hukum. Jadi sepanjang mereka punya itikad baik, aparat hukum bisa memberi pertimbangan. Kedepan, pemprov hanya akan memfasilitasi perusahaan yang bisa memberi nilai tambah bagi daerah. Terutama memiliki kemampuan finansial membangun pabrik pengolahan," tandas mantan Kabid Pertambangan ini.
    Tak bisa dipungkiri, potensi Sumber Daya Alam (SDA) sektor pertambangan Sultra cukup melimpah. Tak mengherankan, banyak investor tambang yang berlomba-lomba menanamkan modalnya di Sultra dalam beberapa tahun terakhir. Ironisnya, ekspolasi tambang yang diambil dari perut bumi Sultra belum bisa dirasakan manfaatnya. Berdasarkan data Kementerian ESDM, jumlah IUP di Sultra mencapai 498 izin yang telah diterbitkan. Dari jumlah itu, sebanyak 314 IUP yang telah mendapatkan CnC sementara sebanyak 184 yang belum mengantongi CNC dari Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) pusat. Dari hasil verifikasi, sekitar 50-an IUP yang tidak memenuhi syarat mendapatkan sertifikasi CnC. (mal)

No.    Kabupaten/kota dan Provinsi    Jumlah IUP    CNC    Non-CNC
1.    Sutra                      3         1       0
2.    Kolaka                 37        25    12
3.    Konawe               30        13    17
4.    Muna                     3          1      2
5.     Buton                  77        52     25
6.    Konawe Selatan   27         21      6
7.    Bombana              89         65    24
8.    Wakatobi               0            0      0
9.     Kolaka Utara       59         40    19
10.    Konawe Utara  134         75    59
11.    Buton Utara        14          4     10
12.    Kendari                 0          0       0
13.     Bau-bau               3          1       2
14.     Konawe Kep      18        16       2
15.    Kolaka Timur        4          0       4

No comments:

Post a Comment