Wednesday, 21 May 2014

4 Negara Bakal Dikunjungi Dewan

Turki, China, Korea dan Arab Saudi

Kendari, UB
    Dipenghujung masa jabatannya, anggota DPRD Sultra berencana melakukan studi banding disejumlah negara. Tak tanggung-tanggung, rencananya masing-masing komisi akan mengunjungi negara berbeda diantaranya, Turki, Arab Saudi, China dan Korea. Meskipun telah dianggarkan dalam APBD induk sebesar Rp 1,7 miliar, namu kepastian kunjungan kerja (kunker) mereka masih harus menunggu persetujuan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).

    Walapun dibenarkan dalam Undang Undang (UU), kunker ke luar negeri ini terkesan janggal. Bukan hanya dari segi urgensinya, namun dilaksanakan di akhir masa jabatan. Sehingga akan kesan acara jalan-jalan, apalagi belum ada persoalan yang dianggap begitu urgen. Kendati demikian, dewan bersikukuh bahwa rencana studi banding telah melalui proses pembahasan panjang. Hanya saja, pelaksanaan dan penganggarannya pada tahun ini. Tak ayal, banyak pihak yang memplesetkan sebagai acara jalan-jalan.
    Ketua Komisi II DPRD Sultra, Suwandi Andi mengatakan agenda kunker dewan ke luar negeri sama halnya dengan kunjungan keluar daerah. Yang mana sama-sama perjalanan dinas, namun harus ada kolerasi dan sifatnya urgen dengan program yang akan dikembangkan atau dimaksimalkan. Hanya saja, kunker ini harus mendapatkan persetujuan dari Mendagri. Bila dianggap urgen, barulah studi banding ini dapat dilaksanakan. Namun bila sebaliknya, dewan tidak akan mempermasalahkannya.
    "Saya tidak ingin memperdebatkan masalah yang dianggap urgen. Sebab bila sudah ada rekomendasi dari Mendagri, tentunya telah dipertimbangkan secara matang," kelit politisi Partai Amanat Nasional (PAN) ini.
    Sesuai dengan tugas komisi II yang membidangi kemakmuran, lembaganya berencana akan mengunjungi Korea. Sebab telah ada pembicaraan sebelumnya dengan Korea mengenai produksi jagung asal Sultra. Pada kunker ini, dewan akan mematangkan pembicaraan lalu sehingga bisa masuk pada tahapan berikutnya. Sehingga apa yang menjadi keinginan kedua belah pihak bisa dijembatani. Selain itu, akan didukung dalam bentuk peraturan daerah (perda). Apalagi rencana perjalanan ke luar negeri ini telah disesuaikan dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).
    Bagi komisi III yang membidangi pertambangan kata pria yang telah memastikan mendapat satu kursi di DPRD Sultra ini, berencana berkunjung ke China. Pertimbangannya, banyak para investor tambang yang berasal dari negera itu. Jadi selain melakukan penjajakan, dewan bisa melihat langsung pabrik pengolahan. Sehingga apa yang didapat, kemungkinan bisa diaplikasikan di Sultra. Bukan hanya pabriknya namun juga regulasi.
    Hal senada juga diungkapkan Ketua Komisi IV DPRD Sultra, Abu Bakar Lagu. Menurutnya, proses pembahasan kunker ke luar negeri telah lama dibahas. Hanya saja, baru akan direalisasikan pada APBD tahun 2014. Sesuai dengan agenda, komisi IV akan mengunjungi Arab Saudi. Untuk melihat langsung pemodokan haji asal Sultra, sehingga bisa menjadi masukan bagi pemerintah. Namun bila dalam pembahasannya dianggap belum urgen, maka lemabaganya tidak akan memaksakan berangkat. Namun cukup berkoordinasi dengan Kementerian Agama (Kemenag).
    "Hingga sekarang, komisi belum ada membahas persoalan ini. Sebab dewan tengah dihadapkan pembahasan sejumlah perda yang harus dituntaskan. Dari pada ke luar negeri, mending menyelesaikan tugas yang masih tersisa. Apalagi kurang lebih empat bulan masa jabatan anggota dewan periode ini bakal berakhir," tandas legislator Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini.
    Sementara itu, Wakil Komisi I DPRD Sultra, Sukarman mengatakan akan melakukan kunker ke Turki. Kunjungan ke negara Eropa timur ini, guna menindaklanjuti kerjasama pembangunan sekolah internasional di Sultra. Sebab proses perencanaan pembangunan sekolah internasional ini harus segera terealisasi, jangan karena persoalan regulasi prosesnya terus tertunda. Terlebih pembicaraan ini telah lama berlangsung. Untuk itulah, komisi I akan mendukung pemerintah Turki untuk segera merealisasi pembangunan sekolah ini. Bukan hanya di tingkat sekolah menengah, namun disemua jenjang termasuk Perguruan Tinggi (PT).
    Apakah studi banding ke Turki sudah urgen? ia enggan berpolemik. Sebab apapun jawabannya, dipastikan ada pro dan kontra. Namun menurutnya, cukup urgen terlebih pembahasan ini telah lama berlangsung. Sehingga perlu ada komitmen dari semua pihak termasuk parlemen bahwa pembangunan sekolah internasional ini tidak ada masalah dan harus direalisasikan.
    "Saya rasa semua pihak boleh berpersepsi. Hanya saja, studi banding ke luar negeri ini tidak muncul begitu saja terlebih telah dianggarkan di APBD. Tentunya, ada prioritas maupun langkah strategis yang menjadi target pemerintah dari kunker ini. Sehingga tidak perlu dipersoalkan lagi, apalagi bila sampai Mendagri memberi persetujuan," argumen politisi PAN ini. (amal)

No comments:

Post a Comment