60 Persen Diantaranya Musibah Pelayaran
Kendari,UB
Memasuki semester pertama, penanganan musibah di Sultra meningkat 33 persen dibandingkan tahun 2012. Berdasarkan data Kantor Search And Rescue (SAR) Kendari, jumlah musibah yang ditangani hingga medio Juni telah mencapai 43 kasus bandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 30 kasus. Dari sejumlah tersebut, 60 persen diantaranya adalah musibah pelayaran.
Kepala Kantor SAR Kendari, Jafar Henaulu mengungkapkan jumlah musibah yang ditangani Kantor SAR Kendari meroket tajam terutama musibah pelayaran. Pada tahun ini, tercatat sudah 30-an kasus musibah kecelakaan, sedangkan selebihnya diakibatkan bencana alam, tenggelam disungai dan kecelakaan jalan raya.
"Namun dari sejumlah musibah, kecelakaan lalu lintas menempati angka tertinggi yang menyebabkan kematian yakni 12 korban disusul musibah orang tenggelam disungai 5 orang, sedangkan hanya 3 korban meninggal akibat musibah pelayaran,"jelas pria asal Maluku ini.
Untuk musibah pelayaran tambahnya, kondisi kapal yang sudah tidak layak operasi menjadi faktor pemicu kecelakaan di laut. Penyebab lainnya dikarenakan kondisi wilayah perairan dikarenakan cuaca yang ekstrem dan akibat kelalaian manusia. Seperti musibah kecelakaan kapal KM Askar ditanjung Batu Wawonii belum lama ini. Dimana kondisi kapal yang kurang layak yang menyebabkan as kemudi patah sehingga terombang-ambing di tengah lautan. Musibah ini dikarenakan pemilik kapal kurang memperhatikan kondisi kapal. Ditambah lagi dengan keadaan cuaca yang kurang bersahabat dalam beberapa bulan sehingga berpotensi terkena musibah.
"Beruntung nahkodanya cepat menghubungi SAR sehingga tim resque yang ditugaskan berhasil melakukan evakuasi korban sehingga tidak ada korban meninggal. Olehnya, diharapkan pemilik kapal dapat mengecek kondisi kapalnya setiap saat untuk menghindari potensi yang menimbulkan musibah pelayaran,"harap Jafar.
Adapun perairan yang dianggap rawan dikarenakan kerap terjadi musibah pelayaran kata Jafar, yakni disekitaran wilayah perairan sebelah timur Sultra. Terutama di wilayah perairan Wakatobi, Wawonii dan perairan menuju Buton Utara (Butur). Apalagi pada musim pancaroba sekarang ini dimana cuaca ekstrem ditambah ombak yang mencapai 5 meter bahkan lebih.
Sementara untuk kasus musibah lainnya seperti kecelakaan paling banyak terjadi di daerah Kolaka dan musibah tenggelam disungai terjadi tersebar dibeberapa daerah. Untuk kasus orang tenggelam yang terakhir terjadi di Konawe Selatan, bahkan hingga kini sementara masih dalam proses pencarian korban oleh tim rescue. Korbannya adalah Afianto (12) yang tenggelam di sungai Andoolo. Adapun tim yang diturunkan menuju lokasi sebayak satu tim yang dilengkapi peralatan menyelam, alat pendeteksi korban dikedalaman sungai dan truk resque. (amal)
Kendari,UB
Memasuki semester pertama, penanganan musibah di Sultra meningkat 33 persen dibandingkan tahun 2012. Berdasarkan data Kantor Search And Rescue (SAR) Kendari, jumlah musibah yang ditangani hingga medio Juni telah mencapai 43 kasus bandingkan dengan tahun sebelumnya yang hanya 30 kasus. Dari sejumlah tersebut, 60 persen diantaranya adalah musibah pelayaran.
Kepala Kantor SAR Kendari, Jafar Henaulu mengungkapkan jumlah musibah yang ditangani Kantor SAR Kendari meroket tajam terutama musibah pelayaran. Pada tahun ini, tercatat sudah 30-an kasus musibah kecelakaan, sedangkan selebihnya diakibatkan bencana alam, tenggelam disungai dan kecelakaan jalan raya.
"Namun dari sejumlah musibah, kecelakaan lalu lintas menempati angka tertinggi yang menyebabkan kematian yakni 12 korban disusul musibah orang tenggelam disungai 5 orang, sedangkan hanya 3 korban meninggal akibat musibah pelayaran,"jelas pria asal Maluku ini.
Untuk musibah pelayaran tambahnya, kondisi kapal yang sudah tidak layak operasi menjadi faktor pemicu kecelakaan di laut. Penyebab lainnya dikarenakan kondisi wilayah perairan dikarenakan cuaca yang ekstrem dan akibat kelalaian manusia. Seperti musibah kecelakaan kapal KM Askar ditanjung Batu Wawonii belum lama ini. Dimana kondisi kapal yang kurang layak yang menyebabkan as kemudi patah sehingga terombang-ambing di tengah lautan. Musibah ini dikarenakan pemilik kapal kurang memperhatikan kondisi kapal. Ditambah lagi dengan keadaan cuaca yang kurang bersahabat dalam beberapa bulan sehingga berpotensi terkena musibah.
"Beruntung nahkodanya cepat menghubungi SAR sehingga tim resque yang ditugaskan berhasil melakukan evakuasi korban sehingga tidak ada korban meninggal. Olehnya, diharapkan pemilik kapal dapat mengecek kondisi kapalnya setiap saat untuk menghindari potensi yang menimbulkan musibah pelayaran,"harap Jafar.
Adapun perairan yang dianggap rawan dikarenakan kerap terjadi musibah pelayaran kata Jafar, yakni disekitaran wilayah perairan sebelah timur Sultra. Terutama di wilayah perairan Wakatobi, Wawonii dan perairan menuju Buton Utara (Butur). Apalagi pada musim pancaroba sekarang ini dimana cuaca ekstrem ditambah ombak yang mencapai 5 meter bahkan lebih.
Sementara untuk kasus musibah lainnya seperti kecelakaan paling banyak terjadi di daerah Kolaka dan musibah tenggelam disungai terjadi tersebar dibeberapa daerah. Untuk kasus orang tenggelam yang terakhir terjadi di Konawe Selatan, bahkan hingga kini sementara masih dalam proses pencarian korban oleh tim rescue. Korbannya adalah Afianto (12) yang tenggelam di sungai Andoolo. Adapun tim yang diturunkan menuju lokasi sebayak satu tim yang dilengkapi peralatan menyelam, alat pendeteksi korban dikedalaman sungai dan truk resque. (amal)
No comments:
Post a Comment